Perkumpulan Perkabaran Injil di Kalangan Orang
Tionghoa
Hasil penginjilan Pdt. H. A. van Andel terhadap
warga Tionghoa di Klaten merupakan cikal bakal jemaat GKI Klaten. Namun
sebagaimana telur harus dierami
selama berhari-hari sebelum akhirnya menetas, demikian pula untuk pekabaran
Injil ini membutuhkan ketekunan dan kesabaran sebelum membuahkan hasil. Bakal jemaat ini membutuhkan
waktu 14 tahun sebelum ada pertambahan jiwa lagi. Hal ini ditandai dengan
adanya beberapa orangTionghoa yang mengaku percaya dan dibaptiskan. Pada tanggal 28 Pebruari 1932: saudari
Lie Gien Hwa dan Lie Giok Hwa mengaku percaya/Sidi, dan saudari Yoe Soen Nio
dibaptis, oleh Ds. H. A. van Andel di gerejaHollands
Gereformeerde Kerk di Klaten.
Bangunan gereja ini adalah gereja jago yang dipakai oleh GKI Klaten saat ini.
Namun pada saat itu masih menjadi “gereja negara”, dengan jemaat yang berasal
dari orang-orang Belanda.
Lie
Giok Hwa
Yoe Soen Nio
Sie Tjing Kiat (Simeon lman Siaga) dan isteri
Orang-orang Tionghoa yang bertobat ini memiliki
kerinduan yang kuat untuk semakin bertumbuh dalam Kristus. Maka pada tahun 1934
mereka mendirikan Perkumpulan Pekabaran Injil. Bentuk kegiatannya semacam
Katekisasi (persiapan baptis dan sidi), dengan mengambil tempat di rumah
keluarga Lie Boen Hok.
Mula‑mula, pertemuan diadakan sebulan sekali. Namun karena ada kerinduandan
kehausan terhadap firman Tuhan, maka kebaktian dilakukan setiap hariMinggu.
Jumlah pengunjung kebaktian pada waktu itu antara 10 sampai 15orang.
Aktivitas yang dilakukan dalam kebaktian itu di
antaranya adalah PaduanSuara yang dipimpin oleh pendeta Kwee Tiang Hoe dari
Solo dan ibu Oh Lian Hong. Untukmelayani kebaktian pada tiap hari Minggu,
perkumpulan ini mengundang pengkhotbah dari Sekolah Theologia Yogyakarta
(sekarang Universitas DutaWacana, Yogyakarta).
Dua tahun kemudian, yaitu tahun1936, tempat
kebaktian dipindahkanke rumah saudara Siem Dhiam Poendi jl. Stasiun (sekarang
jl. Pramuka,danrumah tersebut telah menjadi milikkeluarga Tjio Boen Kie). Di
tempatkebaktian yang baru ini saudara SieTjing Kiat (Simeon Iman Siaga)
ikutmemimpin paduan suara. Kegiatan gerejani banyak mengalami kemajuan.
Gereja Jago
pada November 1949