yang terjadi di Bengkulu,Jambi dan Timor Leste. Yang menjadi fasilitator adalah Ade Andreawan. Ade lebih dulu memaparkan tentang arti penting kesiapsiagaan. Selanjutnya, ia memutarkan film dokumentasi dari pelatihan bencana yang dilakukan di sekolah dan di masyarakat.
Pertisipan kemudian dibentuk menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok mendapat tugas untuk membuat Peta Ancaman (Hazard Mapping). Sebelumnya, Ade menuliskan hal penting yang harus ada dalam sebuah peta ancaman:
- Batas wilayah
- Arah utara
- Guna lahan
- Fasum/fasos
- Daerah rawan
- Jalur evakuasi
- Legenda
Perencanaan Belajar
Dalam sessi ini Ade Andrewan menjelaskan tentang posisi fasilitator dalam sebuah pelatihan. Ade menjelaskan bahwa ketika akan memulai pelatihan maka fasilitator harus lebih dulu memperhatikan lingkungan sekitarnya dulu, barulah kemudian berinteraksi dengan masyarakat.
Itu sebabnya, sebelum melakukan pelatihan, maka seorang fasilitator harus lebih dulu mengetahui keadaan tempat pelatihan. Berdasarkan keadaan itu, maka fasilitator merancang pelatihan supaya berlangsung secara efektif. Ade memberikan penjelasan tentang bagaimana mendesain sebuah tempat pelatihan, baik dalam ruamgan maupun luar ruangan. Ia juga menjelaskan tentang perbedaan metode pelatihan antara anak-anak dan orang dewasa.
Ade kemudian membagi partisipan menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok mendapat tugas membuat rancangan tempat pelatihan di dalam ruangan (indoor) dan luar ruangan (outdoor). Masing-masing kelompok kemudian mempresentasikan hasil rancangan tempat pelatihan, sedangkan
kelompok lain memberikan tanggapan.
Baca Tulisan lainnya di blog Purnawan Kristanto [http://purnawan-kristanto.blogspot.com
]
]